top of page
Writer's pictureYedija Luhur

Memilih kamera untuk pemotretan wedding

Updated: Feb 7, 2022

Memotret wedding butuh kamera apa ya ?

DSLR / mirrorless ? Full frame, APS-C, atau micro 4/3 ?

Merk apa yang bagus ya? kenapa?


Pertanyaan diatas adalah contoh yang sering ditanyakan sebelum memulai mencoba memotret wedding. Wedding sendiri merupakan sebuah event yang sangat kompleks, karena dalam 1 rangkaian acara, kita diharuskan untuk bisa memotret portrait dan mengarahkan pose (bride & groom), memotret product (detail wedding), memotret macro (wedding ring), memotret jurnalistik (acara resepsi), dll.

Maka dari itu hal yang paling penting adalah memiliki kamera yang reliable dan bisa diandalkan baik dalam kondisi apapun karena kita tidak akan pernah tau kejadian apa yang akan menanti di lokasi, apalagi jika pesta pernikahan tersebut dilakukan di outdoor. Setidaknya gunakan kamera yang tidak mudah panas, memiliki weather resistance yang bagus, dan tidak mudah crash. Saya sendiri beberapa kali dihadapkan dengan kejadian ini, seperti harus memotret wedding dalam kondisi yang hujan, panas sekali, terkena cipratan air, dsb.



Selain itu momen yang ada bisa saja hanya kurang dari 1 detik, sedangkan kita dan kamera harus cepat menangkap momen tersebut. Maka dari itu kemampuan lain yang penting adalah kecepatan dan akurasi kemampuan fokus pada kamera yang digunakan. Dalam hal ini, saya lebih menyukai memotret dengan viewfinder dengan menggunakan optical viewfinder dibandingkan dengan LCD kamera atau Electronic viewfinder, dikarenakan shutter lag yang dihasilkan, apalagi teknologi kamera mirorrless awal2 sangat buruk dalam hal menangani shutter lag, sehingga momen akan mudah terlewatkan.



Hal lain yang tidak kalah pentingnya adalah fitur dual kamera slot. Kita tidak pernah tau ada kejadian apes apa yang bisa terjadi pada memory card kita, maka ada baiknya menggunakan 2 memory dan merekam ke 2 memory tersebut.


Merk kamera tidak menjadi soal. Tetapi untuk wedding, kamera full frame lebih direkomendasikan untuk jenis pekerjaan ini, karena kemampuan low light dan membuat depth of field yang tidak bisa didapatkan jika menggunakan sensor yang lebih kecil. Sering sekali saya mendapati lokasi venue yang gelap dan tidak jarang juga dalam 1 event saya memotret iso 2000 keatas semua padahal sudah menggunakan lensa bukaan lebar juga. Pada foto dibawah ini, saya terpaksa harus menggunakan iso yang sangat tinggi karena mengejar shutter speed untuk freeze action



Bagaimana dengan APS-C? Micro 4/3? Medium Format? kamera film?

Kamera bersensor APS C seperti canon 90D, Fuji XT3 dll, sekarang sudah memiliki teknologi yang mumpuni, sehingga bisa juga diandalkan dalam pemotretan wedding, tetapi jika menggunakan kamera APS C, tentunya anda membutuhkan lensa dengan bukaan lebar F 2.8 atau lebih besar untuk mengatasi sensor lensa yang kecil tersebut.

Sensor micro 4/3 menurut saya bisa juga digunakan, tetapi kurang direkomendasikan untuk jenis pemotretan ini, karena keterbatasan sensor tersebut untuk low light, meskipun fitur yang dimiliki sangat lengkap.


Untuk sensor berukuran medium format juga pada saat ini kurang direkomendasikan. Kamera meskipun menghasilkan kualitas gambar yang sangat bagus dengan warna yang sangat bagus juga, tetapi kamera tsb kurang lincah untuk digunakan saat ini untuk pengambilan momen yang cepat. Kecuali jika kalian sudah memiliki team yang mengcover acara tersebut.


Kamera film sama halnya dengan kamera medium format, meskipun bisa menghasilkan gambar yang unik dan berbeda dari umumnya, tetapi kurang lincah untuk digunakan dalam pemotretan wedding. Baik kamera film dan medium format ini dapat digunakan menjadi alternatif saja jika peran kita bukan sebagai fotografer utama.


Kamera DSLR atau mirrorless, mana ya yang lebih baik?


Kedua sistem tersebut sudah memiliki teknologi yang sangat baik, tetapi balik lagi keatas, yaitu reliabilitas. Ada baiknya jika kalian mencoba rental kamera dulu, atau meminjam teman untuk mencoba beberapa kamera yang akan menjadi kandidat pilihan kalian. Keuntungan utama dari kamera mirrorless adalah preview exposure yang instant, sehingga kita tidak perlu susah-susah untuk menghitung eksposure yang pas, sedangkan keuntungan kamera DSLR adalah memiliki optical viewfinder yang bisa melihat reallife, tanpa harus ada layar yang menghalangi yang terkadang terjadi lag ataupun delay.



Dari segi portabilitas menurut saya baik kamera DSLR maupun mirrorless sama saja, meskipun mirrorless memiliki body yang ringan dan relatif lebih kecil, tetapi jika dipasang lensa profesional yang pada umumnya memiliki ukuran yang besar, akan memiliki ukuran yang sama juga dengan kamera DSLR dengan lensa.


Berapa megapixel yang dibutuhkan untuk pemotretan wedding ?


Meskipun kamera sekarang memiliki megapixel yang cenderung besar, tetapi pada umumnya menggunakan kamera dengan minimal megapixel 16 saja sudah cukup. 16 megapixel jika dicetak ke dalam album bisa menghasilkan besaran sekitar A3 (40x30) di 300dpi.


Jika anda memilih megapixel yang lebih besar lagi, keuntungan yang didapat adalah ruang untuk editing menjadi lebih luas karena anda bisa cropping foto dengan leluasa tanpa kehilangan megapixel. Tetapi dengan megapixel besar, sebagai implikasi nya file size nya menjadi sangat besar, sebagai contoh 5D mark iv dengan 30 megapixel, akan menghasilkan 40-50an MB untuk setiap fotonya dalam format RAW. Sehingga anda juga membutuhkan komputer yang kuat dan hardisk yang besar juga.


Selain faktor diatas tentunya masih banyak lagi jika dijabarkan detail, nanti akan saya bahas di blog-blog yang selanjutnya. Terimakasih dan Jika anda masih memiliki pertanyaan bisa email ke : yedija.photo@gmail.com



699 views0 comments

Recent Posts

See All

Comments


bottom of page