Iphone 15 pro Camera vs Photographer
top of page

Iphone 15 pro Camera vs Photographer



Apakah dunia fotografi mati?

Belakangan ini, dunia fotografi dihebohkan dengan perilisan smartphone iphone 15 pro yang membawa fitur yang sangat canggih untuk kameranya. Ada beberapa point highlight yang aku tangkap dari perilisan iphone 15 pro ini :


1. Apple memperkenalkan mm lens di presentasinya.


Pada umumnya, isitilah yang digunakan di kamera smartphone adalah kamera wide, kamera tele, dan kamera ultrawide. Tetapi di presentasi kali ini, apple menggunakan istilah mm (milimeter) untuk cameranya. yaitu 13mm macro, 13mm ultrawide, 24mm, 28mm, 35mm, 48mm, dan 120mm untuk telephoto nya. Bahkan untuk mendemonstrasikan Focal Length 120mm nya, apple menggunakan ilustrasi bentuk lensa 120mm. Meskipun dibalik itu sebenernya hanyalah akal2an dan pemanfaatan AI saja yang tidak apple bilang di panggung.


Yang semua itu artinya, apple mulai mencoba untuk menyasar / menggelitik pasar fotografer “professional”. Karena kalau orang awam sendiri kan tidak begitu paham tentang focal length, mereka tahunya wide, kurang zoom, di zoom lagi, jauhin lagi, pake 2x, pake 5x, pake 0,5x dst. Tetapi untuk fotografer, FL itu merupakan istilah dasar sendiri dalam teknik fotografi.


2. Fitur portrait shot


Jujur ini menurutku adalah salah satu fitur yang menurutku paling bagus di iphone camera, meskipun aku juga belum tau sih praktek di real life nya seperti apa karena belum pernah mencoba.


Ini mengingatkan ku sama dulu pernah ada yang namanya “light field camera”. yaitu secara fisika/hardware, simplenya menggunakan beberapa microlens untuk menangkap beberapa stack fokus, menjadikan kita bisa mengubah fokus setelah mengambil foto tersebut.

Jadi misalkan kita setelah motret orang, ternyata salah titik fokus ke background, yang tentunya di kamera mirrorless biasa kita tidak bisa mengganti fokusnya, dan di light field camera ini, memungkinkan kita untuk bisa memindahkan titik fokus setelah hasil foto dijepret.



Tentunya Iphone tidak menggunakan teknik ini, melainkan menggunakan AI dan teknologi LIDAR nya untuk bisa menganalisa scene dan memindahkan titik fokus, dengan AI. Hal ini masih tidak bisa dikalahkan oleh kamera bahkan yang paling canggih dan mahal dan tentunya ini menjadi selling point untuk apple dan sangat memudahkan orang awam untuk menjepret foto karena tidak usah berpikir terlalu banyak saat memotret.


3. Fitur USB C nya yang bisa digunakan untuk recording external.

iphone ini memiliki kemampuan untuk merecord 4K 60 dalam LOG format (bahkan kamera EOS R ku kalah), yang hebatnya kalau menurut video yang dipresentasikan apple, yaitu bisa langsung merecord ke USB drive. Bahkan kamera mirrorless yang canggih pun sedikit sekali yang bisa memiliki fitur ini, dan menurutku ini sangat berguna, meskipun siapa sih yang bakal ngelakuin hal tersebut? mungkin 95% pengguna iphone cuma test fitur ini sekali waktu masih baru, setelah itu hampir tidak pernah menggunakan fitur ini lagi.


Selain keperluan video ini, apple juga mempresentasikan photoshoot yang menggunakan direct transfer ke capture ONE, seperti yang banyak dilakukan oleh fotografer professional khususnya dalam pemotretan studio. Ini juga menurutku fitur yang gimmick saja, meskipun canggih dan kita semua tau hasil kamera iphone itu bagus.


Untuk USB-C nya sendiri, ini adalah keputusan yang sangat tepat diambil oleh apple, terlepas dari kontroversi yang dihadapi apple dan peraturan dari EU nya untuk memaksa apple harus menggunakan USB C. Selain bisa untuk recording external, bisa juga digunakan untuk flashdisk, kabel lan, sebagai kabel display, dan masih banyak lagi. sayangnya di iphone 15 biasa, masih menggunakan protokol usb 2, sedangkan iphone 15 pro sudah menggunakan usb 3


Terlepas dari segala hasil yang akan diberikan iphone, professional akan tetap menggunakan dedicated equipment kok menurutku dalam pemotretan maupun shooting video.


4. Format HEIF, PRORAW, dan 48 megapixel

Untuk fotmat HEIF 48 mpx ini menurutku sangat membantu sekali terutama untuk menghemat space, sebelumnya jika kita menggunakan 48 mpx di iphone 14 itu harus menggunakan format raw, sekarang bisa difoto dalam format HEIF/JPG ini sangat membantu, meskipun sebenarnya menurutku 48 mpx ini hanya sebuah gimmick yang mungkin hanya <5% pengguna iphone yang benar2 memanfaatkan fitur ini, karena 12 megapixel saja sebenarnya sudah lebih dari cukup untuk banyak keperluan sehari-hari. untuk 95% lainnya ya untuk quick snap aja, menggunakan pemrosesan internal yang ada diphone, daripada mereka harus sulit2 menggrading warna sendiri yang tentunya memakan waktu dan juga memutuhkan skill extra untuk memproses foto/videoya.


Format PRORAW ini hanya dapat diakses di iphone 15 pro saja. iphone 15 biasa tidak mendapatkan fitur ini. dan pemotretan RAW ini sangat bermanfaat untuk yang benar-benar photography enthusias yang ingin mendapatkan kontrol atas gambar yang diambil, terpisah dari pemprosesan internal.


Jadi kesimpulannya,


Fotografer tidak mati, justru disini apple membawa “professional environment” ke khalayak umum, karena kita tau hampir semua orang punya handphone dan banyak yang punya iphone, sedangkan yang punya kamera mirrorless / DSLR itu hanya segelintir kecil saja professional dan hobbyist yang mereka mau belajar effort lebih lagi untuk mempelajari fotografi. Dan tetap seperti sebelumnya, dunia fotografi terutama professional tidak akan mati, hanya saja marketnya semakin sempit lagi. Cuma untuk beberapa kebutuhan terutama yang professinal shoot, tetap masih akan ada saja.


Karena pada ujungnya, smartphone itu merupakan alat all in one, jack of all trade, yang bisa melakukan segalanya, tetapi tidak bisa dibuat kerja secara professional karena keterbatasan all in one tersebut, misalkan, tentunya kita tidak mau kan lagi ditengah2 shooting lalu ada telp masuk, lalu ada notif masuk, memory penuh, dll. akhirnya tetap smartphone kita adalah media komunikasi.


Dedicated equipment, seperti kamera khusus, mic khusus, display khusus, komputer dll akan tetap memiliki ruang dan kebutuhannya masing2.. Jadi kalian para professional juga tidak perlu takut, dan malah justru meng-embrace teknologi tersebut. Dunia fotografi tidak stuck, dan bahkan berkembanga sangat cepat sekali belakangan ini, termasuk teknologi AI nya.


Salam berkarya :)

yedija luhur

3 views0 comments

Recent Posts

See All
bottom of page